Medan - Sekretaris Eksekutif Diagram Indonesia Centre, M. Taufiq Hidayah Tanjung menyatakan dukungan agar Presiden Kedua Republik Indonesia Soeharto ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional. Taufiq menilai mantan Presiden Soeharto sudah layak ditetapkan sebagai pahlawan nasional atas dedikasi dan perjuangan dalam membangun Republik ini.
"Kita harus menilai mantan Presiden Soeharto secara adil, sebagai seorang presiden yang menjabat selama 32 tahun tentu saja banyak dedikasi dan pengorbanan yang beliau berikan untuk negara ini, terlepas dari segala kontroversi yang ada, tentunya beliau telah berhasil membawa Indonesia menuju stabilitas ekonomi, swasembada pangan, dan pembangunan infrastruktur besar-besaran". ujar taufiq
Taufiq yang juga Candidat Doktor Komunikasi Politik UIN Sumatera Utara ini mengajak semua pihak untuk berdamai dengan situasi masa lalu. Perjalanan politik yang panjang selama 32 tahun tentu saja ada perbedaan pandangan dan kondisi yang tidak menyenangkan namun apakah kita harus terlarut dalam dalam situasi itu tentu saja tidak.
"32 tahun selama kepemimpinan mantan Presiden Soeharto tentu saja banyak dinamika yang terjadi yang mungkin saja ada gesekan politik yang tidak mengenakan oleh beberapa kelompok namun seiring berjalannya waktu situasi ini tidak boleh terus menjadi dendam membara yang akhirnya menghilangkan seluruh kebaikan yang pernah dibuat oleh mantan Presiden Soeharto, dengan segala kerendahan hati saya mengajak seluruh pihak untuk berdamai dengan masa lalu." Tegasnya
Sebelumhya mantan Presiden Soeharto masuk dalam daftar 40 nama yang diusulkan sebagai pahlawan nasional. Daftar nama itu telah resmi diserahkan kepada Menteri Kebudayaan sekaligus Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK) Fadli Zon di Kantor Kementerian Kebudayaan, Jakarta, Selasa (21/10).
Juru Bicara Istana sekaligus Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengatakan Presiden Prabowo Subianto tengah mempelajari nama-nama yang telah diusulkan Kementerian Sosial tersebut.
"Nama pahlawan kami sudah menerima secara resmi dari Kemensos hasil dari Dewan Gelar dan Tanda Jasa. Sedang dipelajari oleh Bapak Presiden karena memang cukup banyak nama-nama yang diajukan," ujarnya kepada wartawan, dikutip Jumat (31/10).
